Modern Identities

Ege Dündar is a Turkish writer and activist, serving as PEN International’s youngest board member. He works to support writers at risk and leads initiatives with peers from 58 countries to develop the Young Writers Committee and Tomorrow Club, amplifying brave young voices worldwide. His debut book, All These Things Aren't Really Lost, was featured in Best New British and Irish Poets 2019–2021. He has also worked as a researcher on exile media in Europe and artistic freedom. His fable Duvar (The Wall) was co-written with his father, Can Dündar — a journalist who was unlawfully arrested in Turkey. After facing an armed assault and the illegal confiscation of their assets and passports, the family was forced to leave the country.

Ege Dündar adalah penulis dan aktivis asal Turki yang saat ini menjabat sebagai anggota dewan termuda di PEN International. Ia bekerja untuk mendukung para penulis yang berada dalam situasi berisiko, serta menggerakkan berbagai inisiatif bersama rekan-rekannya dari 58 negara untuk mengembangkan Komite Penulis Muda dan Tomorrow Club, yang bertujuan mengangkat suara-suara muda pemberani dari seluruh dunia. Buku debutnya, All These Things Aren't Really Lost, masuk dalam daftar Best New British and Irish Poets 2019–2021. Ia juga pernah bekerja sebagai peneliti media pengasingan di Eropa dan kebebasan artistik. Fabelnya yang berjudul Duvar (The Wall) ditulis bersama ayahnya, Can Dündar, seorang jurnalis yang ditangkap secara tidak sah di Turki. Setelah menghadapi serangan bersenjata serta penyitaan ilegal atas aset dan paspor mereka, keluarganya terpaksa meninggalkan negara tersebut.

Thammika Songkaeo is a transnational novelist, essayist, and filmmaker of Thai origin. Described by Elle Singapore as “dissecting motherhood, marriage, and the cost of selfhood with razor-sharp precision,” her third-culture perspective and accompanying observer’s eye, shaped by a lifetime of globetrotting since 1992, deeply inform her work. Her debut novel Stamford Hospital was named by Prestige magazine as one of the 10 must-reads for International Women’s Day 2025, alongside works by Margaret Atwood and Simone de Beauvoir. A Bread Loaf scholar, National Geographic Storytelling grantee, and trained dancer, Songkaeo blends literature, movement, and wordlessness to explore the human psyche. 

Thammika Songkaeo adalah novelis transnasional, esais, dan pembuat film yang berasal dari Thailand. Elle Singapore menggambarkannya sebagai sosok yang “membedah isu keibuan, pernikahan, dan harga diri dengan ketajaman luar biasa.” Perspektifnya sebagai warga dunia dan mata pengamat yang tajam, yang terbentuk dari kehidupan berpindah-pindah sejak 1992, sangat mewarnai karya-karyanya. Novel debutnya, Stamford Hospital, dinobatkan oleh majalah Prestige sebagai salah satu dari 10 bacaan wajib untuk Hari Perempuan Internasional 2025, bersama karya-karya Margaret Atwood dan Simone de Beauvoir. Sebagai penerima beasiswa Bread Loaf, hibah Storytelling dari National Geographic, dan penari terlatih, Songkaeo memadukan sastra, gerak, dan keheningan untuk mengeksplorasi sisi-sisi terdalam jiwa manusia.