The screening starts with Forgotten - Jakarta: A Bustling Commotion. The rapid development and population growth have created a significant issue for Jakarta, one of the world's largest capitals—a lack of space. The second episode explores the increasing commodification of land, which is now primarily viewed as a market commodity rather than a fundamental need for every human being and society to thrive. This shift has led to numerous problems that the film seeks to reveal.
The second screening is Forgotten - Bali: The Fight for Water, set on Bali, which, despite being known for its beauty and mystical powers, conceals a critical issue for its people. Thousands of villagers in East Bali must rely on toxic water for their daily needs, severely affecting the health and growth of the younger generation. However, there are individuals working tirelessly to provide cleaner and safer water for the benefit of the Balinese people.
Penayangan dimulai dengan Forgotten - Jakarta: A Bustling Commotion. Perkembangan yang pesat dan pertumbuhan populasi telah menciptakan masalah besar bagi Jakarta, salah satu ibu kota terbesar di dunia—kekurangan ruang. Episode kedua mengeksplorasi peningkatan komodifikasi tanah, yang kini lebih dipandang sebagai komoditas pasar daripada kebutuhan dasar bagi setiap manusia dan masyarakat untuk berkembang. Perubahan ini telah menyebabkan berbagai masalah yang coba diungkap dalam film tersebut.
Penayangan kedua adalah Forgotten - Bali: The Fight for Water. Film ini berlatar di Bali, yang meskipun dikenal akan keindahan dan kekuatan mistisnya, menyimpan masalah kritis bagi penduduknya. Ribuan warga di Bali Timur harus bergantung pada air beracun untuk kebutuhan sehari-hari mereka, memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan generasi muda. Namun, ada individu-individu yang bekerja tanpa lelah untuk menyediakan air yang lebih bersih dan aman demi kesejahteraan masyarakat Bali.