A brilliant idea wakes her. If she allows herself to sleep again, morning might reveal its shortcomings. So, she leaps out of bed, drinks a coffee, and starts sketching. By lunchtime, she is wrestling with wood, canvas, pliers, staples, and the drying times of acrylic gesso. It’s the afternoon now, and she is roughly applying colors to the taut fabric. The curator arrives at the gallery, tiptoes towards her, dodges a flying blob of magenta, and musters his calmest tone: “Um, what are you doing?” It’s 35 minutes before the exhibition opens, and she’s trying to start a new painting.
Reality Check is a solo exhibition of autofiction story-paintings by Ida Lawrence, curated by Dwi S. Wibowo. Playfully mixing images, text, patterns, and even the odd fact, Lawrence brings stories to life set in Indonesia, Australia, Germany, and beyond. Some might say the paintings aren’t very realistic; others might find fresh perspectives. What’s your take?
Ida Lawrence, who created the festival artwork—a stunning composition of books forming letters, representing the theme in Sanskrit amidst a vibrant array of colors, textures, and patterns—will be at the opening on Saturday, 19 October 2024, from 18:00 to 21:00 (Bali time).
Sebuah ide brilian membangunkannya. Jika ia membiarkan dirinya tidur lagi, pagi itu mungkin akan mengungkapkan kekurangan-kekurangannya. Jadi, ia melompat dari tempat tidur, meminum secangkir kopi, dan mulai menggambar. Menjelang makan siang, ia bergelut dengan kayu, kanvas, tang, staples, dan waktu mengeringkan gesso akrilik. Kini siang hari, dan ia menorehkan warna dengan kasar pada kain yang kaku. Lalu kurator tiba di galeri, melangkah dengan hati-hati ke arahnya, menghindari semburan magenta yang melayang bebas, dan mengumpulkan suaranya yang paling tenang: “Eh, apa yang sedang kamu lakukan?” Hanya 35 menit sebelum pameran dibuka, dan ia berusaha membuat lukisan baru.
Reality Check adalah pameran tunggal lukisan-cerita autofiksi oleh Ida Lawrence, yang dikuratori oleh Dwi S. Wibowo. Dengan cara yang menyenangkan, Lawrence mencampurkan gambar, teks, pola, dan bahkan fakta-fakta aneh, menghidupkan cerita-cerita yang berlatar di Indonesia, Australia, Jerman, dan lebih luas lagi. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa lukisan-lukisan tersebut tidak begitu realistis; yang lain mungkin menemukan perspektif baru. Apa pendapatmu?
Ida Lawrence, seniman yang juga menciptakan artwork festival—komposisi buku yang membentuk huruf-huruf yang menggambarkan tema festival dalam bahasa Sansekerta, di tengah beragam warna, tekstur, dan pola yang hidup—akan hadir di pembukaan pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024, dari pukul 18:00 hingga 21:00 (waktu Bali).