Simulasi Sakaratul Maut is a collection of poems that invites readers to explore imperfect, fractured, and even broken relationships between humans and their social environment. The poems use unusual metaphors and symbols, such as leeches, blenders, and pus, to confront the frightening, showing how such elements can allow even death to be perceived as a form of beauty.
The event will be conducted in Indonesian.
Simulasi Sakaratul Maut adalah kumpulan puisi yang mengajak pembaca mengeksplorasi hubungan yang tidak sempurna, retak, bahkan hancur antara manusia dan lingkungan sosialnya. Puisi-puisi ini menggunakan metafora dan simbol yang tidak biasa, seperti lintah, blender, dan nanah, untuk menghadirkan sisi menakutkan sekaligus menunjukkan bagaimana elemen-elemen tersebut dapat membuat kematian dipersepsikan sebagai bentuk keindahan.
Acara ini akan diselenggarakan dalam bahasa Indonesia.
Titan Sadewo is an Indonesian poet born in Medan. In addition to writing, he teaches Creative Writing, Literature, and Indonesian Language. Simulasi Sakaratul Maut is his most recent work, published by Gramedia Pustaka Utama in 2025.
Titan Sadewo adalah penyair Indonesia kelahiran Medan. Selain menulis, ia juga mengajar Penulisan Kreatif, Sastra, dan Bahasa Indonesia. Simulasi Sakaratul Maut adalah karya terbarunya yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2025.
Ridwan Malik is from Garut, a town in West Java. He studied English Literature at UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta and is now active as an editor at the online media Hanya Wacana. He also manages a small publishing house, Maliré. His first novel is Ajengan Anjing.
Ridwan Malik berasal dari Garut, Jawa Barat. Ia kuliah di jurusan Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, ia aktif sebagai editor di media online Hanya Wacana, dan juga menjalankan penerbit kecil bernama Maliré. Novel pertamanya berjudul Ajengan Anjing.
