Writing as a Path to Self-Discovery

Dewi Kharisma Michellia is an Indonesian writer, translator, and editor. Her works encompass the novel Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya from 2013, and the short story collection Elegi from 2017. She is involved in the collectives Ruang Perempuan and Tulisan, and possesses experience in managing the literary criticism website tengara.id. Currently, she is engaged with the literature committee of the Jakarta Arts Council.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Dewi Kharisma Michellia adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor Indonesia. Karya-karyanya mencakup Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya dari 2013, dan kumpulan cerita pendek Elegi dari 2017. Ia terlibat dalam dua kolektif Ruang Perempuan dan Tulisan, serta memiliki pengalaman dalam mengelola laman web kritik sastra tenggara.id. Kini, ia terllibat dalam komite sastra Dewan Kesenian Jakarta.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Henry Manampiring is the author of The Alpha Girl’s Guide and Filosofi Teras. He is an Indonesian advertising practitioner with over 20 years of brand and communication strategy expertise. He has collaborated with esteemed companies such as Coca-Cola Indonesia, Facebook, Leo Burnett, and Ogilvy, fashioning impactful marketing communication strategies for both multinational and national clients. Henry’s enthusiasm for consumer behavior research found expression in his debut novel, Black 2045, an enthralling dystopian narrative. Beyond his professional endeavors, Henry actively engages with the younger generation on social media, drawing inspiration for his book from their discussions, aspirations, and hopes.

Henry Manampiring adalah seorang praktisi periklanan dengan 20 tahun pengalaman kerja, dengan kepakaran dalam hal srategi brand dan komunikasi. Ia telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan ternama seperti Coca-Cola Indonesia, Facebook, Leo Burnett dan Ogilvy, merancang strategi komunikasi berpengaruh untuk klien-klien multinasional dan nasional. Memiliki kecintaan terhadap penelitian perilaku konsumen, Henry mengerahkan pengetahuannya ini ke dalam proses penulisan novel pertamanya, Black 2045, sebuah kisah distopia yang mencekam. Di luar kerja-kerja profesionalnya ini, dengan giat Henry juga terhubung dengan generasi muda melalui media sosial, menemukan inspirasis untuk buku-bukunya dari berbagai obrolan, juga cita-cita dan harapan mereka.

Lala Bohang, born in Makassar and a graduate of Parahyangan University’s School of Architecture, is a talented visual artist and writer. Since 2009, she has participated in various group exhibitions in Indonesia and abroad, showcasing her exceptional talent. In 2016, Lala captivated readers with her bestselling trilogy: The Book of Forbidden Feelings (2016), The Book of Invisible Questions (2017), and The Book of Imaginary Beliefs (2019). Her collaborative work, The Journey of Belonging (2020), co-authored with Lara Nuberg, won the prestigious 2020 International Ronald McDonald Award. Lala’s newest book, In the Middle of Everything (2023), is accompanied by a captivating solo exhibition with the same theme.

Lala Bohang lahir di Makassar dan merupakan lulusan jurusan Arsitektur Universitas Parahyangan yang bekerja sebagai perupa dan penulis. Sejak tahun 2009 ia telah berpartisipasi pada beberapa pameran kelompok di dalam dan luar negeri. Tahun 2016 Lala mulai mempublikasikan buku trilogi best-seller berjudul The Book of Forbidden Feelings (2016), The Book of Invisible Questions (2017),dan The Book of Imaginary Beliefs (2019). Ia mendapatkan International Ronald McDonald Award 2020 untuk buku The Journey of Belonging (2020) yang ditulis bersama Lara Nuberg. In The Middle of Everything (2023) adalah karya bukunya yang terbaru dan pameran tunggal dengan tajuk yang sama.