Feminism in Asia: On the ground and on the Page

Ayu Utami is an Indonesian writer and Director of the Literature & Ideas Festival at Salihara Art Centre in Jakarta. Ayu started her career as a journalist and activist, and her first novel, Saman, published in 1998 a few days before Indonesian President Soeharto stepped down, was highly acclaimed by literary critics and became a bestseller and an icon of the spirit of freedom during the political change (Reformasi) in Indonesia. She received the Prince Claus Award (2000) and Ahmad Bakrie Award (2018). She continues to work for the quality of expression through her writings and activities in culture and education, with her recent novel, Dekaden, an allegory of the recent political situation.

Ayu Utami adalah seorang penulis asal Indonesia dan Direktur Literature & Ideas Festival di Salihara Art Center, Jakarta. Ia memulai karirnya sebagai jurnalis dan aktivis, dan novel pertamanya yang dipublikasikan beberapa hari sebelum Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998, Saman, mendapatkan pujian dan pengakuan dari kritikus sastra, menjadi buku terlaris pada masanya, dan merupakan ikon semangat kebebasan pada masa reformasi. Ia menerima Prince Claus Award (2000) and Ahmad Bakrie Award (2018). Melalui tulisan dan aktivitasnya di bidang kebudayaan dan pendidikan, Ayu terus mengupayakan kualitas berekspresi, salah satunya melalui novel terbarunya, Dekaden, sebuah alegori dari situasi politik terkini.

Bora Chung is a South Korean writer and translator. Her collection of short stories, Cursed Bunny, translated by Anton Hur, was shortlisted for the International Booker Prize. The stories draw from various genres, including magical realism, horror, and science fiction. In January 2024, another collection of her short stories, Your Utopia, was released in English translation, along with the novella Grocery List from Hanuman Books in June 2024, both translated by Anton Hur. Hur has announced that her novel Red Sword will be published in English translation in 2025. Additionally, her novel Midnight Timetable is scheduled for English translation in 2026. Chung holds an MA in Russian and East European Area Studies from Yale University and a PhD in Slavic Literature from Indiana University. She currently teaches Russian language, literature, and science fiction studies at Yonsei University and translates modern literary works from Russian and Polish into Korean.

Supported by Literature Translation Institute of Korea.

Bora Chung adalah seorang penulis dan penerjemah asal Korea Selatan. Kumpulan cerita pendeknya, Cursed Bunny, diterjemahkan oleh Anton Hur dan masuk dalam daftar pendek International Booker Prize. Cerita-ceritanya mengambil inspirasi dari berbagai genre, termasuk realisme magis, horor, dan fiksi ilmiah. Pada Januari 2024, kumpulan cerita pendek lain Chung yang berjudul Your Utopia diterbitkan dalam terjemahan bahasa Inggris, dan novelanya yang berjudul Grocery List diterbitkan oleh Hanuman Books pada Juni 2024, keduanya diterjemahkan oleh Anton Hur. Hur telah mengumumkan bahwa novel Chung yang bertajuk Red Sword akan diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2025. Selain itu, novelnya Midnight Timetable dijadwalkan untuk diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2026. Chung memiliki gelar MA dalam Studi Wilayah Rusia dan Eropa Timur dari Universitas Yale dan gelar PhD dalam Sastra Slavia dari Universitas Indiana. Saat ini, ia mengajar bahasa Rusia, sastra, dan studi fiksi ilmiah di Universitas Yonsei serta menerjemahkan karya sastra modern dari bahasa Rusia dan Polandia ke dalam bahasa Korea.

Didukung oleh Literature Translation Institute of Korea.

Lian Gogali is an Indonesian women's rights and peace activist from Poso Regency, Central Sulawesi, and the Founder of the Mosintuwu Institute, a grassroots organization dedicated to advocating for the economic, social, cultural, civil, and political rights of post-conflict communities, with a particular focus on women and children. Her initiatives, such as the School for Women, School for Innovators, and School of Diversity, have significantly impacted her community. Lian also established the Safe House for Women and Children, providing shelter for victims of gender-based violence, and initiated the Mosintuwu Festival, celebrating the cultural richness and local produce of villages in Poso Regency. In 2015, she received the Woman of Change award from the United States Embassy in Indonesia for her impactful work in her beloved hometown.

Lian Gogali adalah seorang aktivis perempuan dan perdamaian dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, dan pendiri Institut Mosintuwu, sebuah organisasi masyarakat akar rumput yang gencar memperjuangkan hak-hak ekonomi, sosial, budaya, sipil, dan politik masyarakat pascakonflik, dengan fokus pada perempuan dan anak. Sekolah Perempuan, Sekolah Pembaharu, dan Sekolah Keberagaman adalah beberapa programnya yang telah berhasil menciptakan dampak luas bagi komunitas di sana. Lian juga mendirikan Rumah Aman Perempuan dan Anak, sebuah rumah singgah bagi perempuan dan anak korban kekerasan berbasis gender, dan menginisiasi Festival Mosintuwu, sebuah festival yang menampilkan, merayakan, dan melestarikan kekayaan budaya dan hasil bumi dari desa-desa di Kabupaten Poso. Pada tahun 2015, ia dianugerahi penghargaan Woman of Change dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia untuk kerja-kerja yang ia lakukan di kampung halamannya.